Sunday 8 October 2017

Sejarah dan Masa Depan Desa Trengguli

Sejarah Desa Trengguli, kenapa saya disini justru mengulas sejarah bukankah blog ini portal teknologi? mungkin pertanyaan klasik tersebut bermunculan dibenak agan sekalian. Tapi sejarah begitu penting apalagi jika berkesempatan dapat mengupas secara rinci tentang desakelahiran sendiri.

About Trengguli

Siapa sih warga demak yang tidak tahu tentang keberadaan Desa Trengguli? Mungkin jika pertanyaan itu dilontarkan ke warga pribumi Demak asli akan mudah terjawab bahkan dari warga desa terplosok di kabupaten Demak, ini dikarenakan desa Trengguli memiliki titik temu dari 3 kota besar, yang dari sisi sebelah Timur ada kota Kudus yang terkenal dengan industri kreteknya, dari sisi sebalah Utara terdapat kota Jepara yang dikenal sebagai kota Kartini dan juga dikenal karena hasil ukiran jatinya yang mendunia, dan dari sisi sebelah Barat terdapat jalur ke kota Atlas Semarang. Dari wilayah geografis yang paling setrategis jika dibanding desa manapun yang ada di demak ini lah yang membuatnya dikenal luas bahkan jika anda dari Surabaya, Jakarta atau bahkan dari pulau Sumatera yang ingin pulang kampung ke Trengguli menggunakan kendaraan BUS tidak akan menemukan kesulitan bahkan tak akan tersesat melenceng sedikitput dari tempat tujuan ke tempat lain. ini yang membuat Trengguli terasa istimewa bagi warganya.

Sejarah  Desa Trengguli

Menoleh kebelakang tentang desa Trengguli kita akan melihat Sejarah Desa Trengguli yang dulu pernah terjadi di tanah kelahiran kita trengguli. Asal usul nama desa "Trengguli" sendiri adalah pemberian nama dari Raden Said atau yang lebih dikenal luas Kanjeng Sunan Kali Jaga yang lahir tahun 1450m, yang pernah datang ke desa ini. Maksut dan tujuan beliau datang ke Trengguli adalah untuk berdakwah menyebarkan agama Islam yang saat itu didesa tersebut belum tersentuh agama muslim setetespun melainkan masih menganut keyakinan Kejawen (Agama Orang Jawa Kuno), dan saat itu juga desa tersebut pun belum mempunyai nama. Melihat Hal tersebut lantas Sunan Kali Jaga memberi nama desa "Trengguli", lantaran beliau melihat banyak pohon Trenggulun (Protium javanicum burn) yang tumbuh dengan subur di area tersebut. Tapi ada juga legenda yang menyebutkan asal muasal penamaan desa ini juga dikaitkan dengan Adipati Lari.

Menurut sejarawan lokal konon ulama besar juga pernah bermukim di wilayah Demak, lokasi tepatnya sekarang adalah di desa Trengguli, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak. Ia adalah Syekh Hasan Tohir, seorang ulama yang hidup pada masa pemerintahan kerajaan Demak. Beliau masih memiliki garis keturunan dengan Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik).

Semasa hidupnya, beliau bersama tokoh agama Islam lainnya bermukim di tempat yang sekarang bernama Trengguli untuk digunakan mendidik para calon dai yang akan diterjunkan di sejumlah daerah guna memperluas penyebaran agama Islam. Ditempat pendidikan ini terdapat sembilan guru ahli agama yang mengusai berbagai ilmu, seperti ahli kitab, ahli ilmu kanuragan, pengobatan, kebathinan, mantek dan masih banyak lainnya.

Mereka yang berada di Padepokan Muslim tersebut, diantaranya Syekh Maulana Abdurrahman bin Syekh Abdullah (penasehat), Syekh Hasan Tohir (pimpinan/pengasuh padepokan), anggota pengasuh Syekh Ali Ahmad (keturunan Sunan Muria), Nyai Sayidah Siti Arifah (keturunan Sunan Ampel), Syekh Abdul Manan, Syekh Abdul Malik, Syekh Abdul Ghofur, Syekh Abdul Mutholib, Syekh Maulana Saifuddin.

Kesembilan Cendekiawan muslim tersebut mendidik para santri dengan tahapan yang kompleks. Masing-masing mentransfer ilmunya kepada para santri dengan cara yang mudah difahami. Kesempatan inipun di sambut baik mayoritas para santri yang mengikuti pendidikan dengan rajin, serius, penuh kesabaran, ketaan, dan keikhlasan, dari masing-masih santri.

Para santri disini bukan hanya didik soal agama, cara beribadah yang bernar, membiasakan untuk menjalani semua aktifitas dengan dzikir dan shalawat, tetapi juga diberi pemahaman tentang kanuragan, pengobatan, mantek dan sebagainya. karena syiar agama tidak hanya memerlukan satu ilmu agama tetapi meramunya dengan istilah yang lebih kompleks dan lebih berbobot.

Masa depan desa Trengguli

Mengingat Desa Trengguli berada di zona strategis ini akan memancing banyak investor lokal maupun asing melirik untuk mendirikan sebuah perusahaan yang menargetkan pasar penjualan karena kemudahan akses di 4 kota besar seperti ke Semarang, Demak, Jepara, Surabaya Danjuga diseluruh pelosok Pulau Jawa karena Desa Trengguli sendiri dilalui oleh Jalan Pantura yang menghubungkan berbagai kota besar di pulau jawa, dampak baiknya jika hal tersebut benar-benar terjadi pasti akan menguntungkan warga Trengguli dan sekitarnya untuk terserap ke dunia kerja indusri, karena mustahil prusahaan besar bisa beroperasi tanpa kehadiran karyawan.

Mengingat keuntungan dan kemudahan akses yang dirasakan perusahaan-perusahaan yang sudah lama berdiri di Trengguli pasti akan menimbulkan rasa iri kepada perusahaan lain, yang menimbulkan bergabungnya perusahaan baru tersebut untuk membuka cabang baru nya di Trengguli jika hal ini terjadi tak hayal membuat nuansa asri di Trengguli akan berangsur-angsur berubah digusus oleh nuansa industi. bukan cuma itu setiap Perusahaan baik makanan, pakaian, penunjang kebutuhan, atau bahkan pupuk farming. Pasti akan menghasilkan limbah, walaupun sudah di fillterisasi seribu kali dengan alat secanggih apapun yang namanya "limbah" pasti akan berdampak buruk bagi tanah maupun unsur biologi didalamnya.

sejarah desa trengguli
Sawah tercemar limbah industri
Karena di desa Trengguli sendiri terdapat Sungai, pasti ini akan memunculkan akal bulus produsen perusahaan untuk mengalirkan limbah nya tampa sepengetahuan/seizin dinas terkait, lebih parahnya lagi air sungai di trengguli banyak digunakan untuk lahan irigasi yang tentunya akan merugikan petani karena unsur Mikro Organik yang terkandung pada tanah pasti akan sirna yang tentunya akan menutup lahan pertanian secara signifikan dan lagi" industri akan bertambah beranak pinak seiring melemahnya produktifitas hasil bertani. Ini akan memunculkan ide bagi para biang industri untuk mengakuisisi tanah para pemain industri pasti akan membujuk petani dengan harga murah agar menjual lahan mereka.

Dan saat semua aset Desa sirna hanya ada satu yang tersisa yaitu moral yang sejak dulu diwariskan para wali cendekiawan yang saat ini menjadi Sejarah Desa Trengguli dimana dulu orang-orang hebat tersebut menetap di desa kita jika hal tersebut benar" terjadi jangan sampai aset pribadi kita (Moral dan Etika) ikut menjadi aset industri.

Tidak mau hal yang buruk menimpa "Trengguli"? Mari Belajar yang Tinggi agar tempat lahir tinggal dan besar kita tidak mudah diakuisisi oleh perusahaan industri. Kita akan bangun Trengguli bersama sebelum orang lain menghancurkannya. Karena PENGETAHUAN lebih berharga dari pada UANG.

1 comment: